ANATOMI
FISIOLOGI
SISTEM
PERSARAFAN
By:
Desak
putu kristian p
ANATOMI
FISIOLOGI PERSARAFAN
A.
Definisi
Sistem
saraf: suatu sistem komunikasi dan koordinasi yang berfungsi menyampaikan
rangsangan dan reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
B.
Susunan Sistem Persarafan
Sistem
saraf pada manusia terbagi menjadi dua macam:
1. Sistem
saraf pusat/sentral: otak, medula spinalis
2. Sistem
saraf tepi/perifer: divisi aferen, divisi eferen
C.
Sel Saraf dan Serabut Saraf
Sistem
saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron dan sel penunjang/sel
glia.
1.
Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.
Badan
sel
Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, mitokondria, badan golgi, badan nisel, neurofibril.
b.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf
pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel. Berbeda dari akson yang memiliki
diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrite semakin mengecil setiap
kali bercabang. Komposisi sitoplasma dibasis dendrite, dekat dengan badan neuron
mirip dengan komposisi sitoplasma badan sel namun tak mengandung komplek golgi.
Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di ujung-ujung dendrite,
dan ikut serta dalam perubahan yang mendasari proses adaptasi, belajar, dan
mengingat.
c.
Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah
serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- sel schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit.
2. Sel
glia/neuroglia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang
belakang, mengisi ruangan di antara sel – sel saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik.
Fungsi sel glia adalah sebagai penunjang neuron secara fisik dan metabolik,
secara homeostasis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel, dan
memodulasi fungsi sinaps. Empat tipe utama sel glia adalah astrosit,
oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim.
a.
Astrosit
Astrosit
adalah sel glia yang paling banyak, berbentuk seperti bintang. Fungsi astrosit adalah
menopang neuron, memicu pembentukan sawar darah otak, membentuk jaringan parut
saraf, meningkatkan pembentukan sinaps, menyerap kelebihan K+.
b.
Oligodendrosit
Oligodendrosit
membentuk selubung mielin insulatif di sekitar akson, memiliki beberapa juluran
memanjang yang masing – masing membungkus sepotong akson antar neuron untuk
membentuk segmen mielin.
c.
Mikroglia
Mikroglia
adalah sel berbulu dengan banyak cabang panjang yang memancar keluar. Sel ini
berperan dalam pertahanan otak sebagai fagosit.
d.
Sel Ependim
Sel
ini berfungsi melapisi bagian dalam rongga otak, dan medula spinalis. Fungsi
lainnya adalah berperan dalam pembentukan cairan serebrospinal, sebagai sel
punca neuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru.
D.
Susunan Saraf Pusat
1.
Otak
Otak
dibungkus oleh 3 membran yaitu dura mater, arakhnoid mater, dan pia mater.
Cairan
serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi bantalan bagi
otak dan medula spinalis. CSS dibentuk oleh pleksus khoroideus yang terdapat di
bagian – bagian tertentu rongga ventrikel otak. Jumlah CSS 125 – 150 ml diganti
lebih dari tiga kali sehari.
Fungsi
CSS:
· Peredam
kejut untuk mencegah otak menumbuk bagian interior tengkorak yang keras ketika
kepala tiba – tiba mengalami benturan.
· Pertukaran
bahan antara sel – sel saraf dan cairan interstisium di sekitarnya.
Serebrum
merupakan bagian terbesar dari otak manusia dan dibagi menjadi dua bagian yaitu
hemisfer serebri kiri dan hemisfer serebri kanan. Pada masing – masing hemisfer
terdapat korteks serebri yang terdiri dari lapisan sel dan serabut saraf . pada
korteks serebri terdapat empat pasang lobus
yaitu: lobus oksipitalis, lobus temporalis, lobus parietalis, dan lobus
frontalis.
·
Lobus oksipitalis melaksanakan
pemrosesan awal masukan penglihatan
·
Lobus temporalis mempersepsikan suara
pada awalnya.
·
Lobus parietalis berperan dalam
penerimaan dan pemrosesan perseptual masukan somatosensorik (somestetik dan
proprioseptif). Korteks yang berperan dalam proses tersebut adalah kortek
somatosensorik.
·
Lobus frontalis berperan dalam aktivitas
motorik volunter, kemampuan berbicara, dan elaborasi pikiran. Korteks yang
berperan dalam aktivitas motorik volunter adalah korteks motorik primer. Pada
lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah motorik korteks terdapat daerah
Broca, yang berfungsi untuk mengendalikan kemampuan berbicara.
·
Daerah Wernicke terletak di korteks kiri
pada pertemuan antara lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis, berfungsi
untuk pemahaman bahasa.
·
Korteks asosiasi prafrontal merupakan
bagian depan lobus frontalis, berperan dalam perencanaan akivitas volunter,
pengambilan keputusan, kreativitas, dan sifat kepribadian.
·
Korteks asosiasi parietal – temporal –
oksipital terletak di pertemuan antara ketiga lobus yang menjadi asal namanya.
Korteks ini berperan dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan sensasi somatik,
pendengaran, dan penglihatan yang diproyeksikan dari ketiga lobus ini untuk
pemrosesan yang lebih kompleks.
·
Korteks asosiasi limbik terletak di
bagian paling bawah dan berbatasan dengan bagian dalam kedua lobus temporalis.
Korteks ini berperan dalam motivasi, emosi, dan ingatan.
Diensefalon
terletak di atas batang otak, di dalam interior serebrum. Pada diensefalon terdapat
talamus dan hipotalamus.
Talamus
terletak dibagian tengah dari ke 2 ventrikel lateral, permukaan superior,
inferior dan posteriornya dikelilingi oleh ke 2 ventrikel lateral tersebut, fungsi
talamus:
·
Stasiun pemancar untuk semua masukan
sinaps.
·
Kesadaran kasar akan sensasi.
·
Berperan dalam kesadaran.
·
Berperan dalam kontrol motorik.
Hipotalamus terletak di bawah talamus, fungsi hipotalamus:
· Mengontrol
suhu tubuh, pengeluaran urin, dan asupan makanan.
· Penghubung
penting antara sistem saraf dan endokrin.
· Terlibat
dalam emosi dan pola perilaku dasar.
Serebelum
merupakan bagian otak seukuran bola kasti, terletak di bawah lobus oksipitalis
korteks dan melekat ke punggung bagian atas batang otak. Serebelum terdiri dari
vestibuloserebelum, spinoserebelum, dan serebroserebelum.
· Vestibuloserebelum
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol gerakan mata.
· Spinoserebelum
berfungsi untuk meningkatkan tonus otot dan mengoordinasikan gerakan volunter
terampil.
· Serebroserebelum
berfungsi dalam perencanaan dan inisiasi akitvitas volunter dengan memberikan
masukan ke daerah motorik korteks.
Batang otak terdiri
dari medula, pons, dan otak tengah (midbrain).
Fungsi batang otak:
· Sebagian
besar dari 12 pasang saraf kranialis berasal dari batang otak.
· Terdapat
kelompok – kelompok neuron yang mengontrol fungsi jantung, pembuluh darah,
pernapasan, dan pencernaan.
· Berperan
dalam mengatur refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur.
· Terdapat
formasio retikularis yang menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik
sensorik yang datang.
· Pusat
pengatur tidur.
2. Medula
Spinalis
a. Fungsi
medula spinalis:
· Mengendalikan
berbagai aktivitas refleks di dalam tubuh.
· Mentransmisi
impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden (menyalurkan sinyal dari
masukan aferen ke otak) dan traktus desenden (menyampaikan pesan dari otak ke
neuron eferen).
b. Struktur
umum
· Suatu
silinder panjang berongga dan agak pipih dengan panjang 45 cm.
· Dari
medula spinalis keluar pasangan – pasangan nervus spinalis melalui ruang –
ruang yang terbentuk anatara lengkung tulang berbentuk sayap vertebra –
vertebra yang berdekatan. Terdapat 8 pasang nervus servikalis, 12 pasang nervus
torakalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang nervus sakralis, dan 1 pasang
nervus koksigeus.
· Meninges
yang melapisi otak juga melapisi korda.
· Substansia
alba medula spinalis tersusun membentuk jaras – jaras (traktus). Masing –
masing jaras berawal atau berakhir di daerah tertentu di otak, dan masing –
masing menyalurkan jenis informasi tertentu.
· Gambaran penampang medula spinalis
memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia alba. Massa
grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih yang mengandung
serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin.
E.
Susunan Saraf Tepi/Perifer
Sistem saraf
tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Berdasarkan
arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: divisi aferen dan divisi eferen. Aferen
membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat, eferen membawa impuls dari saraf
pusat ke efektor.
1.
Saraf Somatik
Secara anatomik sistem saraf perifer
digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf
spinal. 31 pasang saraf
spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas & dinding
tubuh).
12 pasang saraf kranial
(serabut motorik saja, sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah
leher & kepala).
Tiap pasang saraf spinal terletak pada
segmen tertentu (serviks, toraks,
lumbar, dll). Tiap
pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya: 8 pasang saraf
spinal servikal (C1-C8), 12 pasang saraf spinal toraks
(T1-T12),
5pasang saraf spinal lumbar
(L1-L5),
5 pasang saraf spinal sacral
(S1-S5),
1 pasang saraf spinal
koksigeal (C0).
12
pasang saraf cranial
· I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls
pada sensasi penciuman.
· II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata.
· III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
· III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik
& otot sfingter iris.
· V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran.
· VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot
wajah, kelenjar ludah & lakrimal.
· VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan
mempersarafi pendengaran & keseimbangan.
· IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings.
· X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas,
mensuplai farings, larings, organ di rongga leher, dada & abdomen.
· XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus
· XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan
ekstrinsik lidah
2.
Saraf Otonom
Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Sistem saraf otonom
dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra
ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi
oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Stimulasi saraf simpatis
biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan
stimulasi saraf parasimpatis. Aktivasi
simpatis: vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel,
dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental. Aktivasi parasimpatis: berperan
dalam pencernaan,
eliminasi & pada pembaruan suplai energy.
F.
Lengkung Refleks
Refleks adalah rangkaian
gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan
sebagai respon terhadap suatu stimulus. Jalur – jalur saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks
disebut lengkung refleks yang mencakup 5 komponen yaitu: reseptor, jalur
aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan efektor. Berdasarkan
banyaknya
sambungan neuron (sinapsis), maka dapat dibedakan mejadi refleks
monosinaptik, disinaptik, dan polisinaptik. Refleks monosinaptik jika hanya ada
1 sambungan neuron, disinaptik jika terdiri dari 2 sambungan neuron, dan
disebut polisinaptik jikaterdiri dari lebih dari 2 sambungan neuron.
Berdasarkan daerah kerjanya dapat dibedakan menjadi reflex somatis dan
visceral. Refleks somatis jika mengenai anggota badan dan kulit.
Refleks visceral jika mengenai organ-organ tubuh bagian dalam (viscera).
Refleks somatis kebanyakan merupakan
lengkung
refleks monosinaptik yang berfungsi untuk menghindar dari keadaan bahaya
(emergensi), misalnya terkena api, benda tajam dsb. Sedangkan refleks visceral
biasanya merupakan lengkung reflex polisinaptik. Refleks menghindar memiliki reseptor dan
efektor pada tempat yang sama misalnya serabut otot (muscle spindle)
Refleks monosinaps
Jika otot
kerangka diregangkan maka otat akan berkontraksi. Ini disebut juga refleks
regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks disebut juga regangan otot dan
kontraksi otot merupakan efek dari rangsang tersebut. Organ sensoriknya yaitu
kumparan otot. Impuls yang berasal dari kumparan dihantarkan ke SSP oleh
serabut sensorik langsung melintas ke neuron motorik.
Refleks polisinaps
Refleks tarik diri adalah refleks polisinaps yang
responsnya berupa nyeri dari kulit dan gerakan dari otot. Kontraksi otot fleksi
dan inhibisi otot ekstensi
menyebabkan bagian yang terangsang berlekuk dan menarik diri dari
perangsang.
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, O., & Moffat, D. (2004). At a glance anatomi (Annisa Rahmalia,
Penerjemah). Jakarta:Penerbit Erlangga.
Sherwood, L. (2011). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Brahm.U.Pendit, Penerjemah).
Edisi 6. Jakarta:EGC.
Silbernagl, S., & Lang, F. (2013). Teks dan atlas berwarna: Patofisiologi.
Jakarta:EGC.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi. Jakarta:EGC.
Watson, R. (2002). Anatomi dan fisiologi untuk perawat (Sitti Syabariyah, Penerjemah).
Edisi 10. Jakarta:EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar