Rabu, 02 Maret 2016

ANATOMI FISIOLOGI PERSARAFAN



ANATOMI FISIOLOGI PERSARAFAN

A.  Definisi
Sistem saraf: suatu sistem komunikasi dan koordinasi yang berfungsi menyampaikan rangsangan dan reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.

B.  Susunan Sistem Persarafan
Sistem saraf pada manusia terbagi menjadi dua macam:
1.    Sistem saraf pusat/sentral: otak, medula spinalis
2.    Sistem saraf tepi/perifer: divisi aferen, divisi eferen

C.  Sel Saraf dan Serabut Saraf
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron dan sel penunjang/sel glia.
1.      Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.       Badan sel
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, mitokondria, badan golgi, badan nisel, neurofibril.
b.      Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di ujung-ujung dendrite, dan ikut serta dalam perubahan yang mendasari proses adaptasi, belajar, dan mengingat.
c.       Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
2.      Sel glia/neuroglia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi sel glia adalah sebagai penunjang neuron secara fisik dan metabolik. Empat tipe utama sel glia adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim.

a.       Astrosit
Astrosit adalah sel glia yang paling banyak, berbentuk seperti bintang. Fungsi astrosit adalah menopang neuron, memicu pembentukan sawar darah otak, membentuk jaringan parut saraf, meningkatkan pembentukan sinaps, menyerap kelebihan K+.
b.      Oligodendrosit
Oligodendrosit membentuk selubung mielin insulatif di sekitar akson, memiliki beberapa juluran memanjang yang masing – masing membungkus sepotong akson antar neuron untuk membentuk segmen mielin.
c.       Mikroglia
Mikroglia adalah sel berbulu dengan banyak cabang panjang yang memancar keluar. Sel ini berperan dalam pertahanan otak sebagai fagosit.
d.      Sel Ependim
Sel ini berfungsi melapisi bagian dalam rongga otak, dan medula spinalis. Fungsi lainnya adalah berperan dalam pembentukan cairan serebrospinal, sebagai sel punca neuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru.







D.  Susunan Saraf Pusat
1.      Otak
Otak dibungkus oleh 3 membran yaitu dura mater, arakhnoid mater, dan pia mater.

Cairan serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi bantalan bagi otak dan medula spinalis. Jumlah CSS 125 – 150 ml diganti lebih dari tiga kali sehari.
Fungsi CSS:
·      Peredam kejut untuk mencegah otak menumbuk bagian interior tengkorak yang keras ketika kepala tiba – tiba mengalami benturan.
·      Pertukaran bahan antara sel – sel saraf dan cairan interstisium di sekitarnya.
Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia dan dibagi menjadi dua bagian yaitu hemisfer serebri kiri dan hemisfer serebri kanan. Pada masing – masing hemisfer terdapat korteks serebri yang terdiri dari lapisan sel dan serabut saraf . pada korteks serebri terdapat empat pasang lobus  yaitu: lobus oksipitalis, lobus temporalis, lobus parietalis, dan lobus frontalis.


·      Lobus oksipitalis melaksanakan pemrosesan awal masukan penglihatan
·      Lobus temporalis mempersepsikan suara pada awalnya.
·      Lobus parietalis berperan dalam penerimaan dan pemrosesan perseptual masukan somatosensorik (somestetik dan proprioseptif). Korteks yang berperan dalam proses tersebut adalah kortek somatosensorik.
·      Lobus frontalis berperan dalam aktivitas motorik volunter, kemampuan berbicara, dan elaborasi pikiran. Pada lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah motorik korteks terdapat daerah Broca, yang berfungsi untuk mengendalikan kemampuan berbicara.
·      Daerah Wernicke terletak di korteks kiri pada pertemuan antara lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis, berfungsi untuk pemahaman bahasa.
·      Korteks asosiasi prafrontal merupakan bagian depan lobus frontalis, berperan dalam perencanaan akivitas volunter, pengambilan keputusan, kreativitas, dan sifat kepribadian.
·      Korteks asosiasi parietal – temporal – oksipital terletak di pertemuan antara ketiga lobus yang menjadi asal namanya. Korteks ini berperan dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan sensasi somatik, pendengaran, dan penglihatan yang diproyeksikan dari ketiga lobus ini untuk pemrosesan yang lebih kompleks.
·      Korteks asosiasi limbik terletak di bagian paling bawah dan berbatasan dengan bagian dalam kedua lobus temporalis. Korteks ini berperan dalam motivasi, emosi, dan ingatan.




Diensefalon terletak di atas batang otak, di dalam interior serebrum. Pada diensefalon terdapat talamus dan hipotalamus.

Talamus terletak dibagian tengah dari ke 2 ventrikel lateral, permukaan superior, inferior dan posteriornya dikelilingi oleh ke 2 ventrikel lateral tersebut, fungsi talamus:
·      Stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps.
·      Kesadaran kasar akan sensasi.
·      Berperan dalam kesadaran.
·      Berperan dalam kontrol motorik.
Hipotalamus terletak di bawah  talamus, fungsi hipotalamus:
·      Mengontrol suhu tubuh, pengeluaran urin, dan asupan makanan.
·      Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin.
·      Terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar.

Serebelum merupakan bagian otak seukuran bola kasti, terletak di bawah lobus oksipitalis korteks dan melekat ke punggung bagian atas batang otak. Serebelum terdiri dari vestibuloserebelum, spinoserebelum, dan serebroserebelum.
·      Vestibuloserebelum berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol gerakan mata.
·      Spinoserebelum berfungsi untuk meningkatkan tonus otot dan mengoordinasikan gerakan volunter terampil.
·      Serebroserebelum berfungsi dalam perencanaan dan inisiasi akitvitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah motorik korteks.

            Batang otak terdiri dari medula, pons, dan otak tengah (midbrain).
Fungsi batang otak:
·      Sebagian besar dari 12 pasang saraf kranialis berasal dari batang otak.
·      Terdapat kelompok – kelompok neuron yang mengontrol fungsi jantung, pembuluh darah, pernapasan, dan pencernaan.
·      Berperan dalam mengatur refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur.
·      Terdapat formasio retikularis yang menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik sensorik yang datang.
·      Pusat pengatur tidur.
2.      Medula Spinalis
a.      Fungsi medula spinalis:
·      Mengendalikan berbagai aktivitas refleks di dalam tubuh.
·      Mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden (menyalurkan sinyal dari masukan aferen ke otak) dan traktus desenden (menyampaikan pesan dari otak ke neuron eferen).
b.      Struktur umum
·      Suatu silinder panjang berongga dan agak pipih dengan panjang 45 cm.
·      Dari medula spinalis keluar pasangan – pasangan nervus spinalis melalui ruang – ruang yang terbentuk anatara lengkung tulang berbentuk sayap vertebra – vertebra yang berdekatan. Terdapat 8 pasang nervus servikalis, 12 pasang nervus torakalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang nervus sakralis, dan 1 pasang nervus koksigeus.
·      Meninges yang melapisi otak juga melapisi korda.
·      Substansia alba medula spinalis tersusun membentuk jaras – jaras (traktus). Masing – masing jaras berawal atau berakhir di daerah tertentu di otak, dan masing – masing menyalurkan jenis informasi tertentu.
·      Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia alba. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin.
E.   Susunan Saraf Tepi/Perifer
Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: divisi aferen dan divisi eferen. Aferen membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat, eferen membawa impuls dari saraf pusat ke efektor.
1.      Saraf Somatik
Secara anatomik sistem saraf perifer digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. 31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas & dinding tubuh). 12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja, sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah leher & kepala).
Tiap pasang saraf spinal terletak  pada segmen tertentu  (serviks, toraks, lumbar, dll). Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya: 8 pasang saraf spinal servikal (C1-C8), 12 pasang saraf spinal toraks (T1-T12), 5pasang saraf spinal lumbar (L1-L5), 5 pasang saraf spinal sacral (S1-S5), 1 pasang saraf spinal koksigeal (C0).

12    pasang saraf cranial
·      I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls pada sensasi penciuman.
·      II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata.
·      III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
·      III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik & otot sfingter iris.
·      V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran.
·      VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal.
·      VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi pendengaran & keseimbangan.
·      IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings.
·      X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas, mensuplai farings, larings, organ di rongga leher, dada & abdomen.
·      XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus
·      XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan ekstrinsik lidah


2.      Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Stimulasi saraf simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi saraf parasimpatis. Aktivasi simpatis: vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental. Aktivasi parasimpatis: berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energy.





DAFTAR PUSTAKA

Faiz, O., & Moffat, D. (2004). At a glance anatomi (Annisa Rahmalia, Penerjemah). Jakarta:Penerbit Erlangga.

Sherwood, L. (2011). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Brahm.U.Pendit, Penerjemah). Edisi 6. Jakarta:EGC.

Silbernagl, S., & Lang, F. (2013). Teks dan atlas berwarna: Patofisiologi. Jakarta:EGC.

Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi. Jakarta:EGC.

Watson, R. (2002). Anatomi dan fisiologi untuk perawat (Sitti Syabariyah, Penerjemah). Edisi 10. Jakarta:EGC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar