Kamis, 10 Maret 2016
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
MANAJEMEN
PADA PROSES KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
langkah awal dalam proseskeperawatan
b. proses pengumpulan data,memvalidasi,
danmenginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu yang unik
2.
Diagnosis
Keputusan profesionaldengan menganalisa data yang telah
dikumpulkan
3.
Perencanaan
Perawat
memilih metode khusus dansekumpulan tindakan alternatif untukmenolong pasien
mempertahankankesejahteraan yang optimal
4.
Implementasi
Pemantauan terus menerus terhadappersonil keperawatan dan
pasien, evaluasiperilaku dan pendidikan
5.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan pertimbangansistematis dan standar dari tujuan yangdipilih
sebelumnya, dibandingkan denganpenerapan praktik yang aktual dan tingkatasuhan
yang diberikan
MANAJEMEN
PADA TAHAP PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
1.
Perawat memiliki pemahaman yang mendalam
tentang:
a.
Pengetahuan fisiologi, psikologi, sosial,
& kultural
b.
Proses keperawatan
c.
Tentang diri perawat sendiri, respon
fisiologis, danpsikologis.
2.
Perawat harus menerima pasien apa adanya
3.
Perawat harus mengumpulkan data secara
sistematis danmenggunakan pedoman yang mudah dimengerti
4.
Waktu yang diperlukan untuk pengkajian
harusdiprioritaskan
5.
Kedekatan & kepercayaan antara
perawat-pasien harusmendapat prioritas
6.
Data harus dikumpulkan sesegera mungkin
setelahpasien ada
7.
Perawat harus berperan sebagai
observer,pendengar aktif, dan mempunyai pengertiantentang informasi apa yang
dikumpulkan, di mana, dan bagaimana
8.
Perawat harus memahami teknik dan
faktor-faktoryang mempengaruhi komunikasi
9.
Perawat harus belajar “objective concern”,
seringkontak dengan pasien yang memang memerlukanbantuan perawat lebih karena
kondisinya
MANAJEMEN
PADA TAHAP DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan merupakan keputusanprofesional dari perawat yang menggambarkan
kondisipasiennya.Proses diagnosis mencakup pengelompokan data,analisis, dan
merumuskan diagnosis.Diagnosa keperawatan ada yang bersifat potensial,aktual,
dan resiko.Diagnosa keperawatan harus dimasukkan dalam daftarmasalah
keperawatan klien dan ditandatangani olehperawat yang bersangkutan
MANAJEMEN
PADA TAHAPPERENCANAAN KEPERAWATAN
1.
Penyusunan prioritas masalah pasien
2.
Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien
3.
Pemilihan intervensi keperawatan
spesifikuntuk mencapai tujuan
4.
Pencatatan informasi pada formulir
rencanaasuhan keperawatan
Tujuan penulisan
rencana asuhan keperawatan:
1.
menunjukkan tujuan asuhan keperawatan
2.
sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepadapasien
3.
sebagai alat komunikasi kepada seluruh staf
yangterkait dengan pasien
5.
sebagai dasar untuk menangani
asuhankeperawatan
Bagian-bagian penting
dalam rencana asuhankeperawatan:
1.
asuhan umum pasien: makan minum,
jumlahaktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dankenyamanan
2.
asuhan medis yang didelegasikan: pemberian infuse
dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi medis
3.
intervensi keperawatan: tanggungjawab
perawatyang ditujukan untuk mengatasi respon pasienterhadap penyakitnya
MANAJEMEN
PADA KONFERENSI KEPERAWATAN
Diskusi kelompok:
perawat memiliki tugasuntuk membangun dinamika kelompok dantim kerja, seluruh
staf harus dapat menjawabpertanyaan yang diajukan pasien
Tujuan konferensi:
1.
merencanakan asuhan pasien secaraindividual
2.
mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai
3.
meningkatkan semangat kooperatif
4.
meningkatkan pengetahuan dan pemahamanstaf
keperawatan
Perencanaan awal
konferensi:
1.
perencanaan asuhan individual pasien
2.
pemilihan waktu yang tepat sehingga tidakmengganggu
waktu asuhan keperawatanpasien
3.
pemilihan pasien
4.
persiapan pasien konferensi
MANAJEMEN
PADA TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.
menggunakan rencana asuhan pasien
dalammengorganisasi pekerjaan
2.
menggunakan rencana asuhan pasien
dalamorientasi
3.
menggunkan rencana asuhan pasien
sebagaipedoman untuk supervisi
4. menggunakan rencana asuhan keperawatanpasien
untuk meyakinkan kelanjutan asuhanpasien
MANAJEMEN
PADA TAHAP EVALUASI KEPERAWATAN
Konsep dasar untuk
membantu dalam mengevaluasipencapaian asuhan keperawatan adalah:
1.
selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi
2.
kriteria evaluasi harus dikembangkan untuk
meyakinkanvaliditas
3.
standart asuhan keperawatan harus
didefinisikan denganjelas dan digunakan secara konsisten
4.
partisipasi pasien dan keluarga dalam
evaluasi sangatdiperlukan, agar evaluasi menjadi lebih tepat
Hal yang harus
diterapkan untuk melihatgambaran dan meningkatkan kualitasevaluasi asuhan
keperawatan:
1.
penggunaan metode evaluasi yang tepat
yaitumempelajari rencana asuhan keperawatan,mengobservasi perilaku pasien
sebagai responterhadap asuhan keperawatan, mempelajaricatatan berorientasi
masalah, serta pencatatankeperawatan
2.
audit keperawatan secara periodik
3.
pengumpulan umpan balik
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
Konsep
Kepemimpinan
1.
Pengertian
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai
subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun
mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun
spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi
pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di
dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan
hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alas an
alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah
kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti
dan menaati segala keinginannya.
Deskripsi seorang pemimpin dapat didownload pada link berikut ini:
2. Latar
Belakang Sejarah Kepemimpinan
Pada
dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia
yaitu sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang
kemudian bekerja sama untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga
perlu suatu kepemimpinan. Pada soal itu seorang yang dijadikan pemimpin adalah
orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling pemberani. Jadi kepemimpinan
muncul karena adanya peradaban dan perkumpulan antara beberapa manusia.
3. Sebab
Musabab munculnya kepemimpinan
Mengenai
sebab-musabab munculnya pemimpin telah dikemukakan berbagai pandangan dan
pendapat yang mana pendapat tersebut berupa teori yang dapat dibenarkan secara
ilmiah, ilmu pengetahuan atau secara praktek. Munculnya pemimpin dikemukan
dalam beberapa teori, yaitu;
Teori
pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk
menjadi pemimpin. Menurut teori ini tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin,
hanya orang-orang yang mempunyai bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi
pemimpin. Maka munculah istilah “leaders are borned not built”. Teori ini
disebut teori genetis.
Teori
kedua, mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu
atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Setiap orang bisa memimpi asal
diberi kesempatan dan diberi pembinaan untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak
mempunyai bakat atau pembawaan. Maka munculah istilah “leaders are built not
borned”. Teori ini disebut teori social.
Teori
ketiga, merupakan gabungan dari teori yang pertama dan yang kedua, ialah untuk
menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya
berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung kepada
lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut teori ekologis.
Teori
keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa menjadi
pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia mepunyai
kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain
dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin,
bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
METODE PRAKTIK KEPERAWATAN
METODE PRAKTIK KEPERAWATAN
1.
Metode keperawatan primer/utama (Primary
Nursing)
Yaitu
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satuorang
“registered nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalamasuhan
keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggungjawabnya mulai
dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila perawatprimer/utama libur
atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan kliendiserahkan pada teman
kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalamandan keterampilannya
(associate nurse).
Keuntungan
a.
Model praktek keperawatan profesional dapat
dilakukan atau diterapkan.
b.
Memungkinkan asuhan keperawatan yang
komprehensif
c.
Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d.
Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e.
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga
menerima asuhan keperawatan
Kerugian
a.
Hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional
b.
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan
metode lain
2.
Metode “modular”
Yaitu
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan olehperawat
profesional dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien dari
mulaimasuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan.Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil
danmemiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8 – 12
orangklien.
Keuntungan dan Kerugian:
Sama
dengan gabungan antara metode tim dan metode perawatan primer.
Semua
metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisiruangan. Jumlah
staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahaspembicara yang
sebelumnya. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perludiperhatikan
sesuai dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesiakhususnya di
rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo metode tim lebih memungkinkanuntuk
digunakan, selain itu menurut organisasi rumah sakit Amerika bahwa dari
hasilpenelitian dinyatakan 33% rumah sakit menggunakan metode Tim, 25%
perawatantotal/alokasi klien, 15% perawatan primer dan 12% metode fungsional
(Kron & Gray,1987). Dengan demikian metode tim tepat digunakan model praktik keperawatan profesional
model keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang
dapat mendukung asuhan keperawatan. pada aspek struktur, ditetapkan jumlah
tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat
ketergantungan pasien, jenis tenaga disuatu ruang rawat yaitu kepala ruang,
clinical care manager (CCM), perawat primer (primary nursing) dan perawat
asosiet (PN) serta standar rencana keperawatan. pada aspek proses ini
ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer, metode modifikasi
perawatan primer merupakan kombinasi dari kedua metode tim dan primer. dengan
demikian diharapkan kontinuitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada perawat primer. pelayanan keperawatan sebagai inti
dari praktik keperawatan profesional menuntut kemampuan perawat untuk dapat
berperan sebagai pengelola pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan MPKP
sehingga mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan 5 sub sistem dalam
pengembangan MPKP adalah sebagai berikut
1. nilai profesional sebagai inti model
pada model ini, PP dan PA membangun kontrak dengan klien
atau keluarga menjadi mitra dalam pemberian aasuhan keperawatan. pada
pelaksanaan dan evaluasi renpra (rencana keprawatan). PP mempunyai otonomi dan
akuntabilitas untuk mempertanggung jawabkan asuhan keperawatan yang diberikan
termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti bahwa membina prforma
PA untuk melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai profesional, nilai-nilai
profesional digariskan dalam kode etik keperawatan yaitu hubungan perawat
klien, hubungan peawat praktik, hubungan perawat teman sejawat, hubungan
perawat profesi.
2. pendekatan manajemen
pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada
garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim
menjadi tanggung jawab PP. dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan
keperawatan. sebagai seorang manajer , PP harus dibekali dengan kemampuan
manajemen dan kepemimpinan sehingga PP menjadi manajer yang efektif dan menjadi
pemimpin efektif
3. pemberian asuhan keperawatan
metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh
PP. PP akan mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari dan membuat modifikasi
pada rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
4. hubungan profesional
hubungan antara profesional dilakukan oleh PP. PP yang
paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk sehingga mampu
memberi informasi tentang kondisi klien sejak awal masuk sehingga mampu memberi
iniformasi tentang kondisi klien kepada profesional lain, khususnya dokter.
pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan
medik.
5. sistem kompensasi
sistem konpensasi dan penghargaan PP dan timnya berhak
atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan
sebagai asuhan yang profesional. kompensasi dan penghargaan yang diberikan
kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau komponsasi dan penghargaan
berdasarkan prosedur.
Langganan:
Postingan (Atom)